"Perubahan terjadi karena adanya suatu gerakan atau tindakan yang kita lakukan, bukan karena suatu kebetulan"
"IKRAFEO membantu anda untuk membuat suatu perubahan agar terjadi perbaikan yang membawa kita pada suatu keselarasan hidup "

Kamis, 20 Mei 2010

Anwar Khumaini

Lech Walesa Bercerita Soal Perjuangannya Melawan Komunis
Anwar Khumaini - detikNews


Lech Walesa (Wikipedia)
Jakarta - Mantan Presiden Polandia Lech Walesa memberikan President Lecture di Istana Negara. Di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II beserta para tamu undangan lain, Lech bercerita bagaimana melawan komunis di negeri bekas jajahan Uni Soviet tersebut.

Pria yang pernah mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 1993 ini, dengan semangat menceritakan bagaimana dia saat memimpin organisasi buruh dan membumihanguskan paham komunis yang dipropagandakan oleh Uni Soviet. Lech mengibaratkan, sistem komunis tidak cocok diterapkan di Polandia.

"Sistem komunis sangat tidak cocok untuk Polandia. Seperti pelana kuda pelana dipasang di atas seekor babi," kata Lech saat memberikan President Lecture di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (12/5/2010).

"Waktu itu tidak ada yang percaya kalau komunis bisa dihilangkan dari Polandia. Tapi saya keras kepala," imbuhnya.

Atas kerja kerasnya inilah, akhirnya Lech Walesa bisa membawa Polandia terbebas dari komunis dan mengantarnya menjadi Presiden Polandia pada 1990-1995. Atas jasa-jasanya inilah, saat ini dunia
mengakui Polandia menjadi salah satu engara demokrasi di dunia.

Saat ini, lanjut Lech, Polandia tidak cuma menyaksikan pergantian millenium dengan segala hiruk pikuknya. Polandia telah berkembang menjadi negara demokratis yang sudah mulai diakui oleh dunia.

"Kini Polandia telah menjadi bagian dari Uni Eropa. Kita juga menjadi anggota NATO. Dan saat ini, kita
diundang oleh Indonesia untuk berbicara di sini," ujarnya bangga.

Meski menolak paham komunis, namun secara pribadi Lech memuji China. Menurutnya, meski negara komunis, China mampu bersaing dan cepat berkembang dibandingkan dengan negara-negara demokratis lainnya. Hal ini menurutnya disebabkan oleh budaya China yang sangat tinggi serta kepercayaan diri China sebagai negara yang besar.

"Kita harus terlebih dahulu mempunyai 30 anak di setiap rumah tangga jika ingin mengalahkan China. Tapi saya tidak bertentangan dengan China," paparnya.

Secara khusus, Polandia menyatakan kekagumannya akan keragaman di Indonesia. Dia merasa takjub, negeri yang sangat berbeda-beda dan memiliki ribuan pulau bisa disatukan. "Justru Eropa harus belajar dari Indonesia," kata pria berambut putih tersebut.

Berbicara tentang pengaruh dunia, Lech mengatakan saat ini memang Amerika Serikat menjadi negara super powwer dunia karena memiliki pasukan militer yang paling kuat di dunia. Namun menurutnya, kekuatan militer AS tidak dibarengi dengan kekuatan ekonomi. Jadi, menurutnya, saat ini sudah tidak ada lagi kepemimpinan dunia yang dominan.

"Dunia saat ini telah mengalami kemerosotan kepemimpinan," ujarnya.

(anw/nwk)

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More