"Perubahan terjadi karena adanya suatu gerakan atau tindakan yang kita lakukan, bukan karena suatu kebetulan"
"IKRAFEO membantu anda untuk membuat suatu perubahan agar terjadi perbaikan yang membawa kita pada suatu keselarasan hidup "

Investasi Emas Lebih Menguntungkan

Sudah tidak jamannya lagi membawa emas kemana - mana, kemajuan teknologi membantu dan mempermudah kita dalam berbisnis emas.

Tempat beriklan yang cocok untuk bisnis anda

pasang iklan anda disini untuk mendapatkan pegunjung yang lebih banyak dari berbagai wilayah di Indonesia dan berbagai negara di belahan dunia untuk melihat produk-produk anda.

Pasang iklan disini sesuai dengan kebutuhan anda

Anda dapat memasang iklan sesuai dengan budget yang anda miliki.

Perumahan Permata Green Residence

Rumah minimalis dengan gaya metropolis, dapatkan segera, Unit terbatas "Hanya 21 Unit".

Aneka Jajanan Cokelat Lezat

Lihat produk cokelat dari kami, khusus bagi anda penggemar kuliner cokelat.

Rabu, 12 Mei 2010

teroris di cikampek ditemak


TKP Penggerebekan Teroris di Cikampek



detikNews » Berita


Rabu, 12/05/2010 21:04 WIB
3 Pelaku Teroris Hanya Pelintas Biasa, Bukan Warga Cawang
Mega Putra Ratya - detikNews

Bercak darah di TKP/Mega (Detikcom)

Jakarta - 3 orang yang diduga teroris didor Densus 88 di Cawang. Mereka dipastikan hanya melintas di Cawang dan bukan warga sekitar.

"Mereka hanya pelintas yang kebetulan melintas di daerah sini. Selama ini tidak ada warganya yang mencurigakan," ujar Ketua RW 9 Kelurahan Cawang, Lukas Hutagalung, di lokasi Kejadian, Jl Mayjen Soetoyo, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (12/5/2010).

Lukas memastikan bahwa ketiganya tidak pernah terdaftar di wilayahnya. Beberapa warga juga tidak belum ada yang mengenal ketiga orang tersebut.

"Saya pastikan 1.000 persen mereka bukan warga sini. Sampai saat ini tidak ada warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya," jelasnya.

Pantauan detikcom di lokasi, TKP tidak diberi garis polisi. Tempat penggerebekan persis berada di pinggir trotoar di Jl Mayjen Soetoyo, Cawang. Tidak tampak polisi yang menjaga lokasi kejadian. Sementara, lalu lintas yang semula macet kini sudah lancar kembali.

Seperti diberitakan sebelumnya, Densus 88 berhasil menyergap dan menewaskan 3 orang yang diduga teroris di Cawang. Satu diantara mereka bernama Maulana, buronan teroris jaringan Aceh.

(ape/gah)

bioskop 21

Bioskop tua Mulia Agung Theater di perempatan Pasar Senen. (Foto: Andi Wesal/okezone)
Artikel Terkait:
Memotret Bioskop Tua di Jakarta
Bioskop Kusam yang Setia Berkisah Dukun AS
PSK Cari Mangsa, Gay Tua Meraba-Raba
"Kalau Bang Oma Main, Film Barat Mah Lewat"
Bukan Salah Twenty One, Bioskop Tua Mati

SEPERTI anak baru gede (ABG) yang sedang hobi bersolek diri. Jalan-jalan baru dan jembatan dibangun, begitu juga mal-mal dan gedung bertingkat dibuat di mana-mana. Sejumlah bangunan tua dan pusat-pusat interaksi sosial juga mengalami peremajaan. Gaya hidup masyarakat Jakarta semakin modern.

Salah satu sisi lama kota Jakarta yang kini semakin tergerus adalah bangunan-bangunan bioskop non jaringan bioskop 21 atau twenty one. Bioskop-bioskop yang kadang bau pesing dan dihuni banyak kecoak itu satu persatu dirubuhkan atau dialihfungsikan.

Nama seperti Rivoli, Bioskop Djaja di Jatinegara, bioskop Orion di Glodok, kini tinggal kenangan. Cempaka Theater, bioskop yang pada tahun 90-an bertarif Rp1.500 tidak ada lagi, seiring dengan pembongkaran Pasar Cempaka Putih akhir 2009. Dan yang terakhir "ambruk", adalah Bioskop Benhil, di Jakarta Pusat.

Bioskop Benhil yang terletak di bagian belakang lantai 2 Pasar Benhil Jakarta Pusat itu tutup 1 April 2010. Seperti bioskop tua lain, kondisinya juga tidak terawat, atapnya yang terbuat dari triplek banyak yang terlihat rapuh dan jebol.

Meski sudah tutup, poster-poser film seperti Pocong Setan Jompo, Kuntilanak, Shoot Em Up dan beberapa film nasional masih bertengger di luar bioskop.

Menurut salah satu pengurus manajemen Pasar Benhil, Winda, kapasitas tempat duduk di gedung ini sekitar delapan ratusan. Saat masih dibuka, penonton hanya dipungut Rp3 ribu rupiah untuk satu karcis. Sayangnya, karena sudah sepi pengunjung, ditambah ongkos operasional yang mahal, maka pemiliknya pun memutuskan untuk menutup bioskop tersebut.

Begitu juga yang terjadi pada Bioskop Nusantara di bilangan Kebon Pala Kampung Melayu Jakarta Timur. Menurut Marjono, penjaga bioskop, Nusantara ditutup bulan Februari 2006. Konon, pengelola bioskop tidak lagi mau memperpanjang sewa gedung karena memang bioskop yang didirikan sekitar tahun 1970-an ini sudah tidak lagi menguntungkan.

Gedung eks bioskop yang memiliki empat teater seluas 20x10 ini pun dibiarkan kosong. Lahan parkirnya yang cukup luas kerap dijadikan tempat bermain futsal oleh warga, lahan parkir dan tempat menyimpan gerobak pedagang kaki lima. Saat musim banjir tiba, lahan parkir beralih fungsi menjadi tempat pengungsian.

Nasib bioskop Rivoli lebih parah. Bioskop ini sudah rata dengan tanah. Padahal 30 tahun lampau, siapa warga Jakarta yang tak tahu Rivoli. Saat masa jayanya bioskop yang memutar film-film Bollywood India, ini selalu penuh antrean penonton.

"Dulu ramai, orang pada nonton film India. Orang daerah yang datang ke Jakarta tahunya Rivoli. Waktu saya kecil, yang nonton antre," kata Muhamad Muslim alias Cicip (40) warga Kramat Pulo, yang berdagang nasi Padang di lahan bekas Rivoli.

Kejayaan Rivoli tinggal kenangan, sejumlah sumber menyebut bioskop yang muncul di tahun 1960-an ini tutup tahun 2002. Cicip mengaku pernah mendengar bahwa lahan Gedung Rivoli dijual Rp14 miliar. Entah benar atau tidak, yang pasti sekarang yang ada hanya lahan kosong yang dijadikan tempat usaha sementara sejumlah pedagang makanan. Ketenaran Rivoli pun lama-kelamaan akan terlupakan sama seperti puluhan bioskop lainnya yang bernasib serupa. Lengkingan genit Karishma Kapoor sudah tidak lagi terdengar.(hri)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More